Mengesampingkan Keinginan, dan Mengutamakan Kebutuhan untuk Bertahan #BersamaKitaBisa
Dalam situasi seperti ini, manajemen waktu dan aset menjadi sangat penting. Apabila salah perhitungan, maka kita tidak dapat bertahan.
Covid-19 entah itu sebuah konspirasi atau tidaknya, nyatanya kita yang berada di belahan dunia manapun harus beradaptasi dengan situasi ini.
Kehilangan Pekerjaan
Kita yang dulunya berbahagia dan bangga dengan pekerjaan yang disukai, saat ini terancam kehilangan pekerjaan. Terlebih banyak orang yang merantau diluar sana, dan hanya sebagian tidak bisa pulang kampung karena aturan PSBB dari pemerintah.
Manajemen Keuangan
Memiliki pekerjaan yang disukai, dan terpaksa untuk mengikhlaskan kehilangna pekerjaan sementara waktu tentu hal yang berat.
Awalnya kita bebas mengeluarkan biaya harian bahkan bulanan dengan mudah, sekarang harus pandai-pandai dalam mengatur keuangan.
Bagaimana nasib yang memiliki hutang atau cicilan? Bagaimana nasib pemberi hutang ketika orang yang diberi pinjaman belum bisa membayar, sedangkan sama-sama membutuhkan?
Tentu sangat berat, untuk menjalani hal ini. Sementara ini memiliki aset untuk bertahan? Maka manfaatkanlah aset tersebut sebaik-baiknya, jika merasa lebih maka bagilah kepada orang-orang yang membutuhkan. Saling bekerjasama, melewati ujian hidup ini.
Mengesampingkan Keinginan
Benar, satu-satunya jalan untuk bertahan yaitu mengesampingkan keinginan. Misalnya kebutuhan berbelanja yang tidak terlalu penting, manfaatkan dengan baik aset yang dimiliki saat ini.
Mencari solusi, dengan mempersiapkan dan mengatur strategi untuk kembali normal dengan membuka peluang baru. Yang awalnya membuka jasa secara offline, cobalah untuk membuat sistem jasa tersebut menjadi online, tentunya ini langkah yang baik.
Bertahan dan Tidak Egois
Bertahan hidup bukan berarti egois, setiap individu memiliki peran penting untuk bertahan bersama-sama. Kalau kamu sedang berbisnis, berikanlah harga sewajarnya. Jangan menjualnya dengan harga yang tiba-tiba naik dengan kebijakannya sendiri.
Seperti masker dan hand sanitizer kemari itu, benar-benar gila memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan seperti ini.
Akhir kata, semoga kita dapat bertahan melewati masa PSSB bersama-sama. Tetap tertib, menjaga diri sendiri, keluarga, orang-orang disekitar kita. Agar nantinya kita dapat tertawa kembali, melakukan kegiatan, meraih impian bersama-sama.