Kehidupan Dari Lajang Hingga Setelah Menikah, Hanya Share Cerita Saja

Perjalanan saya menuju pernikahan terbilang cukup rumit, Anda bisa membacanya pada bertahan di masa pandemi. Meskipun tahun ini dihadapkan dengan berbagai kemungkin buruk yang tidak bisa di hindari. Benar-benar diluar rencana awal, ada sedikit masalah dan juga keajaiban yang tidak masuk akal.

Benar, ada hikmah dibalik kesulitan dan keresahan, menyadari bahwa menuju kehidupan rumah tangga, baik sebelum dan sesudahnya. Pastilah ada saja kejadian-kejadian diluar ekspetasi, diluar rencana.
Bersyukur, jauh sebelum hari Pernikahan. Saya telah menahan diri untuk berharap lebih. Karena saya tidak ingin kecewa, bila yang diharapkan benar-benar diluar rencana yang diinginkan.
Dan ternyata pandemi C0vid-I9 menjadi salah satu kendala yang saya alami. Tidak hanya saya saja, diluar sana mungkin ada juga yang punya nasib yang sama seperti saya. Alhamdulillah, semua telah dilewati dengan suka cita.
Pada ulasan kali ini, saya akan memberikan sedikit gambaran tentang “Kehidupan setelah menikah”. Tentunya banyak hal yang berubah, dibandingkan pada saat masih lajang.

Nasehat dari Banyak Orang

Sebelum menikah, saya sering meminta nasehat maupun di beri nasehat oleh orang-orang terdekat saya. Bahwa pernikahan tidak hanya sekedar memperoleh istri untuk dijadikan teman di rumah.

Pernikahan menyatukan seorang laki-laki dan perempuan, begitu juga dengan dua keluarga besar. Menjadi sebuah tali penghubung antar keluarga. Benar-benar menggabungkan sikap dan sifat keduanya, agar tetap rukun.
Jangan terlalu banyak berharap, agar bila kecewa tidak membekas dihati. Mengalah bukan berarti salah, meminta maaf jika memang salah.
Jika yang satu berbicara, satunya mendengarkan. Bila yang keras berbicara, yang satunya lembut. Nasehat yang paling saya ingat yaitu “Kedepannya, bersabarlah ya nak. Kehidupan rumah tangga itu bila dibangun dengan iman atau cinta, insya Allah seterusnya pun baik-baik saja.

Kehidupan ketika masih Lajang atau Jomblo

Saya masih asyik dengan kehidupan saya sendiri, main game, kerja, kuliah, nongkrong sama teman-teman. Bebas ngapain aja, tanpa ada yang melarang.
Kegiatan
Pergi kerja pukul 8 pagi, pulang kerja pukul 5 sore. Kadang kalau lembur, bisa pulang malem karena masih asyik dengan kesibukan di tempat kerja. Kadang kala kalau ada jam kuliah, sampe pukul 10 malam. Begitu seterusnya siklus kehidupan ketika masih lajang.
Kegiatan lainnya paling jadi freelance, mengisi waktu luang untuk menyibukkan diri. Kebetulan saat ini sedang mengerjakan project Seva pusat mobil murah.
Urusan Makan
Untuk makan sendiri, karena saking asyiknya melakukan aktifitas sampe lewa jam makan. Tak jarang hanya sekali dalam sehari. Makan tempe goreng atau bakwan, es, mie, telor goreng, serasa udah jadi makanan favorit sehari-hari. Sesekali kadang makan diluar, pergi ke cafe atau mall. Benar-benar jauh dari kata sehat.
Pakaian atau Belanja
Mungkin beberapa teman heran, kenapa saya jarang banget belanja pakaian. Padahal penampilan itu yang paling utama, masalahnya saya gak terlalu hobi fashion. Hobi saya ya duduk manis di depan komputer, main game atua streaming video.
dan…masih banyak lagi…

Kehidupan Setelah Menikah Berubah Drastis

Alhamdulillah ada banyak perubahan ketika sudah berumah tangga. Istri yang cekatan dalam menangani jadwal. Sehingga kegiatan saya lebih terkontrol, bahkan mengingatkan bagian terkecil yang tidak terfikirkan.
Makanan maupun minuman yang saya konsumsi pun menjadi perhatian istri. Punya jadwal untuk keluar belanja dan memasak. Meksipun begitu saya pun memahami bahwa istri memiliki kesibukan selain menjadi seorang ibu rumah tangga.
Istri saya bekerja, kuliah, berdagang, dan mengurus kebutuhan rumah tangga. Saya pun berbicara kepadanya, ketika ia merasa lelah agar untuk membeli makanan diluar.
Awalnya saya tidak pernah memprioritaskan penampilan, sekarang ada yang memperhatikan betapa penampilan itu penting. Baik itu dari ujung kaki sampai ujung rambut, istri saya yang memilihkan mana yang cocok dan mana yang tidak.
Dan masih banyak hal menyenangkan kehidupan setelah menikah.

Segalanya Butuh Diskusi

Entah ini bagian enak atau tidak enaknya kehidupan setelah menikah. Setiap keputusan yang diambil perlu diskusi berdua. Tentunya ini untuk kebaikan dan keharmonisan, seperti yang diajarkan oleh orang tua kami.
Meskipun setiap keputusan, suami yang punya kendali penuh. Tidak ada salahnya juga mempertimbangkan pendapat seorang istri.
Mungkin Anda yang masih lajang, masih bebas ngapain aja. Termasuk urusan uang jajan diluar, dan sekarang itu berbeda.
Sebagai suami, ada hal yang perlu dipertimbangkan ketika mengeluarkan uang. Begitupun seorang istri pada saat mengeluarkan uang untuk sekedar belanja, harus dengan sepengetahuan dan izin dari suami.

Harapan

Kita semua tahu, bahwa beranjak dewasa itu ada banyak hal yang dipertimbangkan. Mungkin ada banyak hal yang menyenangkan didalam rumah, dan pasti ada hal yang tidak menyenangkan juga.
Saya berharap meskipun ada permasalahan, semoga saja ada solusi terbaik yang bisa di selesaikan dengan cara baik.
Terima kasih juga untuk semua keluarga dan teman-teman yang mendukung acara kami, serta memberikan doa yang terbaik. Semoga begitupun juga saya turun mendo’akan yang terbaik untuk kalian semua.
Mungkin nanti ceritanya akan disambung lagi..he..he…

Seorang Ayah dan Suami, Menggali Potensi di Dunia Digital. Menyediakan Layanan Backlink, Desain Website, Meningkatkan DA PA Otoritas Domain dan Otoritas Halaman, Penempatan Konten, Kampanye iklan Google, Facebook, dan Instagram, serta Peningkatan Jumlah Pengikut (Instagram, Facebook, Twitter, TikTok, Shopee, Tokopedia).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: TOLONGLAH, SAYA MENULIS SENDIRI CAPEK !!!