Perbedaan df -i dan df -h pada Sistem Operasi Linux

Perintah `df` pada sistem operasi Linux digunakan untuk menampilkan informasi mengenai penggunaan ruang pada file system yang tersedia, baik secara total maupun tersisa. Terdapat dua opsi yang umum digunakan pada perintah df, yaitu `-i` dan `-h`. Berikut adalah perbedaan antara kedua opsi tersebut:

  • -i (inode) digunakan untuk menampilkan informasi tentang penggunaan inode pada file system yang tersedia. Inode adalah struktur data pada file system yang menyimpan informasi tentang file atau direktori, seperti nama, tipe, ukuran, dan lokasi di hard disk. Informasi yang ditampilkan oleh opsi -i meliputi jumlah inode total, jumlah inode yang telah digunakan, dan jumlah inode yang masih tersedia pada file system tersebut.
  • -h (human-readable) digunakan untuk menampilkan informasi penggunaan ruang pada file system yang tersedia dengan satuan yang mudah dibaca manusia. Dalam hal ini, nilai ukuran ditampilkan dalam satuan seperti kilobyte (KB), megabyte (MB), atau gigabyte (GB) tergantung pada besarnya ruang yang digunakan. Opsi -h umumnya lebih mudah dipahami daripada -i, karena informasi ditampilkan dalam satuan yang lebih familiar bagi pengguna.

Dengan demikian, perbedaan utama antara df -i dan df -h adalah informasi yang ditampilkan. Opsi -i menampilkan informasi tentang penggunaan inode, sedangkan opsi -h menampilkan informasi tentang penggunaan ruang dalam satuan yang mudah dipahami oleh manusia. Kedua opsi ini dapat digunakan bersamaan untuk menampilkan informasi lengkap tentang penggunaan file system.

Mengatasi df -i Disk Penuh 100% 

Jika perintah df -i menunjukkan bahwa penggunaan inode pada salah satu partisi mencapai 100%, ini menunjukkan bahwa partisi tersebut telah mencapai batas maksimum jumlah file atau direktori yang dapat disimpan di dalamnya. Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah sebagai berikut:

  • Hapus file atau direktori yang tidak diperlukan atau tidak digunakan lagi. Ini akan membebaskan sejumlah inode dan memungkinkan untuk menyimpan file atau direktori baru.
  • Pindahkan file atau direktori ke partisi lain yang masih memiliki ruang inode yang tersedia.
  • Perbesar partisi yang mengalami masalah dengan cara menambahkan ruang inode tambahan. Ini dapat dilakukan dengan memperbesar partisi atau menambahkan partisi baru dan menggabungkannya dengan partisi yang mengalami masalah.
  • Mengurangi jumlah inode yang digunakan oleh setiap file atau direktori dengan cara mengatur parameter mounting. Misalnya, dengan mengaktifkan opsi noatime atau nodiratime pada mounting.
  • Menambahkan opsi kompresi file untuk mengurangi penggunaan inode. Beberapa sistem file, seperti Btrfs atau ZFS, memiliki opsi kompresi file yang dapat membantu mengurangi penggunaan inode.

Setelah melakukan salah satu atau beberapa solusi di atas, jalankan kembali perintah df -i untuk memastikan penggunaan inode tidak lagi mencapai 100%.

Langkah – Langkah Menambah Partisi Inode

Untuk menambah partisi disk inode, berikut adalah langkah-langkah yang dapat diikuti:

  • Pastikan bahwa hard disk atau media penyimpanan yang akan dipartisi masih memiliki ruang kosong yang cukup dan tidak memiliki partisi yang sedang aktif.
  • Buat partisi baru pada hard disk atau media penyimpanan tersebut menggunakan utilitas seperti fdisk, parted, atau gparted. Saat membuat partisi, tentukan ukuran partisi yang diinginkan dan jenis sistem file yang akan digunakan. Jangan lupa untuk memberikan label partisi agar mudah dikenali.
  • Setelah partisi dibuat, format partisi menggunakan perintah seperti mkfs.ext4 atau mkfs.xfs. Pada tahap ini, Anda juga dapat menentukan jumlah inode yang akan dialokasikan untuk partisi tersebut. Misalnya, untuk mengalokasikan 1 juta inode pada partisi, gunakan perintah mkfs.ext4 -N 1000000 /dev/sdb1.
  • Setelah partisi diformat, tambahkan partisi ke file /etc/fstab untuk membuatnya otomatis ter-mount saat booting sistem. Pastikan untuk menambahkan opsi mounting yang sesuai seperti noatime atau nodiratime untuk mengurangi penggunaan inode.
  • Mount partisi dengan menggunakan perintah mount atau systemctl start pada systemd.

Setelah partisi baru ditambahkan, Anda dapat mulai menggunakan partisi tersebut untuk menyimpan file atau direktori baru yang membutuhkan alokasi inode tambahan. Selain itu, Anda juga dapat memindahkan file atau direktori dari partisi lain yang sudah mencapai batas penggunaan inode ke partisi baru yang telah ditambahkan. Namun, pastikan untuk mempertimbangkan implikasi dari perubahan ini dan melakukan backup data yang diperlukan sebelum melakukan tindakan apapun pada sistem file.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *